Pakaianadat Sumatera Selatan â Sebagai negara yang kaya akan budaya, Indonesia memiliki keistimewaan sebab memiliki banyak suku dengan berbagai kebudayaan yang dimiliki. Kebudayaan tersebut juga tergambar pada pakaian adat tiap daerah yang memiliki ciri khas masing-masing. Sumatera Selatan misalnya memiliki dua jenis pakaian adat yang biasanya
DaerahProvinsi Sumatera Selatan Nomor 8 Tahun 2008 tentang oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Sumatera Selatan; c. semua unsur di lingkungan dinas; h. Pemberian dukungan/bantuan pelaksanaan pendidikan tinggi selain pengaturan kurikulum, akreditasi dan
AplikasiGIWANG SUMSEL yang terkoneksi dan terintegrasi antara kabupaten/kota dalam pemutakhiran database potensi budaya, pariwisata andalan dan ekraf se-Sumatera Selatan. Menggerakan dan menggiatkan semua unsur stakeholders pentahelix pariwisata dan memanfaatkan dan menggunakan penyebaran infromasi wisata, budaya, ekraf terkini melalui
Terdapatberbagai macam alat musik salah satunya ialah alat musik tradisional yang dimiliki setiap daerah. Berikut ini adalah alat musik tradisional yang berasal dari Sumatera Selatan. 1. Ginggong. Ginggong atau sering disebut juga dengan genggong merupakan alat musik khas Sumatera Selatan yang terbuat dari besi, logam maupun kayu.
KebudayaanIndonesia walau beraneka ragam, namun pada dasarnya terbentuk dan dipengaruhi oleh kebudayaan besar lainnya seperti kebudayaan Tionghoa, kebudayaan India dan kebudayaan Arab. 6. Provinsi Sumatra Selatan. Rumah adat Sumatra Selatan bernama Rumah Limas. Merupakan rumah panggung berjenjang lima dengan bermakna Lima Emas. yaitu
11. Latar Belakang. Bhineka Tunggal Ika merupakan pernyataan simbolis Bangsa Indonesia mengenai keanekaragaman kebudayaannya.Arti harfiah dari kalimat ini adalah âberbeda tetapi satuâ.Namun makna simbolis pada Burung Garuda sebagai Lambang Negara, memberikan arti Indonesia dibangun oleh keanekaragaman sukubangsa dengan kebudayaan masing
U2TX9vs. Palembang - Indonesia memang terkenal akan keragaman budayanya. Keragaman ini menghasilkan variasi kesenian dari berbagai daerah di Indonesia. Seni tari menjadi salah satu keunikan dari keragaman budaya di daerah Sumatra Selatan ada banyak jenisnya. Setiap tarian memiliki cerita, tujuan, dan latar belakangnya masing-masing. Variasi tarian daerah Sumatera Selatan membuatnya menjadi indah dan 7 tarian daerah Sumatra Selatan serta penjelasannya berikut ini. Sumatra Selatan tidak hanya terkenal akan kecantikan pakaian adat maupun keunikan rumah adatnya. Tarian daerah Sumatera Selatan juga indah dan unik dengan latar belakangnya ini adalah 7 tarian daerah Sumatera Selatan serta Tari Gending SriwijayaTari Gending Sriwijaya. Foto YouTube Pesona SriwijayaTarian daerah Sumatra Selatan ini cukup populer dan sering digunakan untuk menyambut tamu penting. Tepak berupa kotak berisi kapur sirih dipersembahkan oleh penari kepada tamu melalui Tari Gending Gending Sriwijaya sebelumnya dipentaskan oleh sembilan orang penari. Namun, kini tarian ini hanya dipentaskan oleh empat hingga lima penari Gending Sriwijaya diciptakan pada tahun 1943 hingga 1944 atas permintaan dari pemerintah era penjajahan Jepang untuk menyambut tamu yang datang berkunjung ke Sumatra konsep dikumpulkan oleh pencipta dengan mengambil unsur-unsur tari adat Palembang yang sudah ada Tari Erai-EraiTari Erai-erai. Foto YouTube Seni Budaya SumselTari Erai-Erai merupakan salah satu tarian daerah Sumatra Selatan. Tarian ini berkembang di tengah-tengah etnik Erai-Erai menceritakan kegembiraan ketika masa panen padi. Erai-Erai sendiri memiliki arti serai serumpun, yang melambangkan meski bercerai-berai tetapi tetap satu daerah Sumatera Selatan ini populer sejak tahun 1950-an. Tari Erai-Erai diiringin dengan sejumlah instrumen musik akustik yang indah melengkapi tarian Kurung Panjang sebagai pakaian adat digunakan ketika Tari Erai-Erai dipentaskan lengkap dengan kain tumpal perahu, pending, anting-aning, serta aksesoris Tari TanggaiTari tanggai. Foto YouTube Sanggar Rumah Elok PalembangTari Tanggai adalah salah satu tarian daerah khas Sumatra Selatan yang berasal dari Palembang. Tarian ini berkembang hingga ke seluruh Sumatera Tanggai merupakan tarian yang sudah ada sejak abad ke-5 Masehi. Tarian ini ditujukan sebagai persembahan bagi Dewa Siwa dengan membawa sesajen berisi buah dan aneka ragam Tanggai dahulu dikategorikan sebagai tarian yang sakral. Hal ini karena Tari Tanggai merupakan tarian memasuki tahun 1920, Tari Tanggai ditujukan untuk mencari jodoh oleh para orang tua di Palembang dan disebut sebagai Rasan Tari KebaghTari kebagh. Foto YouTube Raiyani MuharramahTari Kebagh merupakan tarian daerah Sumatera Selatan yang sangat populer di daerah Besemah pada zaman dahulu. Pada tahun 1940-an, tarian ini sempat dilarang untuk dipentaskan oleh pemerintah kolonial Kebagh merupakan tarian yang dipentaskan untuk menyambut tamu. Tarian ini sering dipentaskan pada acara resmi seperti resepsi pernikahan. Tari Kebagh diciptakan untuk memberikan hiburan dengan diiringi kenong dan Tari Sambut SilampariTari sambut silampari kahyangan tinggi. Foto YouTube BNPB Sumatera SelatanTarian daerah Sumatra Selatan berikutnya adalah Tari Sambut Silampari. Tarian ini berkembang pada tahun 1950-an di Sumatera Selatan. Tari Sambut Silampari biasanya dipentaskan dalam suatu pementasan tarian ini, konon para tetua kampung dengan kekuatan supranatural memanggil peri dari kahyangan untuk turun ke bumi dan menghibur masyarakat pada hajatan tersebut. Setelah selesai menari, peri-peri tersebut akan kembali ke Tari BegamboTari begambo. Foto YouTube Budaya MubaTari Begambo diciptakan oleh seorang seniman asal Kecamatan Babat Toman, Dusun Toman. Tarian daerah Sumatra Selatan satu ini mengisahkan kebiasaan masyarakat Toman dalam mengelola tanaman tarian ini, diceritakan bagaimana proses mengelola gambo mulai dari menanam, merawat, hingga memanen hasil gambo seperti yang biasa dilakukan oleh masyarakat Toman. Gambo sendiri merupakan tanaman dengan beragam khasiat seperti obat flu bagi ibu dan Tari Tepak KeratonTari tepak keraton. Foto YouTube V Production BPPID SumselPada tahun 1966, Hj. Anna Kumari menciptakan Tari Tepak Keraton untuk menyambut tamu agung Bridgen Ishak Juarsa, Panglima Kodam IV Sriwijaya. Diciptakannya tarian ini karena pada saat itu, Tari Gending Sriwijaya dilarang untuk Kesultanan Palembang Darussalam menjadi inspirasi dari Tari Tepak Keraton. Dulu, terdapat keraton megah yang didirikan oleh Gde Ing Suro di lingkungan Benteng Kuto Tepak Keraton pertama kali dipersembahkan di Jl. Tasik Palembang dengan menyerahkan kapur sirih kepada Bridgen Ishak Juarsa selaku Panglima Kodam IV Sriwijaya yang 7 tarian daerah Sumatera Selatan dengan kecantikan dan keunikannya masing-masing. Semoga bermanfaat ya, detikers! Simak Video "Menikmati Keindahan Alam Curup Maung Sumatera Selatan" [GambasVideo 20detik] des/inf
Warisan Budaya Takbenda Tercatat Menampilkan 1 - 15 dari 20 GURITAN Daerah Kota Palembang Dilaporkan tanggal 30 Oktober 2014 - ... DULMULUK Daerah Kota Palembang Dilaporkan tanggal 30 Oktober 2014 Dulmuluk berawal dari kitab Kejayaan Kerajaan Melayu yang selesai ditulis pada 2 juli 1845, yang berjudul Syair Abdul Muluk. Ada 2 pendapat penulis kitab ini yaitu Raja Ali Haji bin Raja Achmad dari Pulau Penyengat Indra Sakti Riau- versi DR. Philipus Pieter Voorda Van Ey ... Makanan Tradisional Pempek Daerah Kota Palembang Dilaporkan tanggal 11 April 2014 Makanan tradisional pempek adalah asli makanan orang Palembang. Pempek telah ada di Palembang sejak zaman kebesaran Laksamana Cheng Ho waktu itu mendapat perintah dari Raja China menumpas perompak di Sei Musi membawa 200 ribu tentara terdiri dari Muslim, Khatolik, Kristen, dan Budha. Sebagian ... Rumah Ulu Sumatera Selatan Daerah Kabupaten Ogan Komering Ulu Dilaporkan tanggal 24 Maret 2014 Bentuk Rumah Ulu merupakan rumah panggung. Prinsip yang digunakan dalam membangun rumah yang dipakai adalah rumah siapa dan rumah untuk apa. Rumah siapa maksudnya siapa yang akan menghuni rumah tersebut, keturunan apa, ada gelar atau tidak dan sebagainya, sedangkan rumah untuk apa maksud ... ACARA PERNIKAHAN ADAT PALEMBANG Daerah Kota Palembang Dilaporkan tanggal 3 Januari 2014 Adat pernikahan/perkawinan masyarakat Palembang adalah tingkah laku resmi dilakukan sejak zaman Kesultanan Palembang, yang sifatnya mengatur adat istiadat dan norma kehidupan bermasyarakat di Palembang. ... Tembang Batanghari Sembilan Daerah Dilaporkan tanggal 5 Oktober 2013 Batanghari Sembilan adalah istilah untuk irama musik dengan petikan gitar tunggal yang berkembang di Wilayah Sumatera Bagian Selatan. Dalam pengertian yang lebih luas, Batanghari Sembilan adalah kebudayaan yang berbasis pada sungai. Kebudayaan ini adalah kebudayaan agraris yang selaras dengan alam. ... TRADISI RUMPAK-RUMPAK KEL. KUTO BATU PALEMBANGMENYAMBUT 1 SYAWAL DAN IDUL ADHA Daerah Kota Palembang Dilaporkan tanggal 9 Mei 2013 Tradisi Rumpak-Rumpak merupakan tradisi untuk memeriahkan momen keagamaan Islam, yaitu memperingati hari raya idul fitri 1 Syawal dan idul adha. Tradisi ini dilakukan secara turun temurun sampai sekarang tetap dilaksanakan di Kel. Kuto Batu Palembang. Tradisi rumpak-rumpak ini merupakan bentuk ras ... Makanan Tekwan Daerah Kota Palembang Dilaporkan tanggal 9 Mei 2013 Tekwan terbuat dari sagu dan ikan dibentuk bulat-bulat kecil seperti bakso ikan, dengan kuah kaldu ikan dilengkapi dengan soun, irisan bengkuang, jamur kuping, dan bunga sedap malam yang menimbulkan aroma dan rasa khas. Sejarah asal nama tekwan ada dua pendapat. Pendapat pertama tekwan merupakan akr ... TATA UPACARA ADAT PERKAWINAN DAERAH KAYU AGUNG Daerah Kabupaten Ogan Komering Ilir Dilaporkan tanggal 9 Mei 2013 Masyarakat Kayu Agung yang susunan kekerabatannya berbentuk Patrilinealmenganut bentuk perkawinan jujur, bentuk perkawinan yang dilakukan dengan âPembayaran Jujurâ yang artinya pemberian barang atau uang dari pihak laki-laki kepada pihak perempuan. Setelah berlangsung acara perk ... PINDANG IKAN Daerah Kota Palembang Dilaporkan tanggal 9 Mei 2013 Belum ada Informasi ... Makanan Burgo Daerah Kota Palembang Dilaporkan tanggal 9 Mei 2013 Burgo adalah sejenis lontong sayur yang biasa disantap untuk sarapan oleh masyarakat palembang. Burgo terbuat dari campuran tepung beras dan kanji dibentuk seperti kue dadar lalu dipotong-potong seperti lontong kemudian disiram dengan kuah ikan. Resep makanan ini telah ada dari dahulu dan diwariskan ... Makanan Celimpungan Daerah Kota Palembang Dilaporkan tanggal 9 Mei 2013 Celimpungan adalah makanan yang berasal dari sagu dan ikan seperti pempek. Yang berbeda antara empek-empek dengan celimpungan adalah pada bentuk dan kuahnya. Celimpungan berbentuk bulat dengan diameter 10cm dan tipis/pipih. Kuahnya terbuat dari santan dan racikan bumbu-bumbu lainnya. ... Makanan Maksuba Daerah Kota Palembang Dilaporkan tanggal 9 Mei 2013 Maksuba merupakan salah satu makanan tradisional palembang. Dalam tradisi kue ini disajikan pada saat-saat istimewa seperti lebaran dan perayaan perkawinan. Maksuba diyakini sebagai bentuk penghormatan kepada kerabat dan tamu yang datang. ... Tari Erai-Erai Daerah Kota Palembang Dilaporkan tanggal 26 April 2013 Tari Erai-Erai merupakan tarian yang tumbuh dan berkembang ditengah-tengah etnik Lematang. Daerah sentra atau asal tarian ini adalah ex marga Gumay Lembak, ex marga Puntang Suka Merapi, ex marga Pasirah IV Manggulyang selanjutnya menyebar ke beberapa daerah yang ada di wilayah Kabupaten Lahat. Ta ... Tari Setudung Sedulang Daerah Kota Palembang Dilaporkan tanggal 26 April 2013 Tari Erai-Erai merupakan tarian yang tumbuh dan berkembang ditengah-tengah etnik Lematang. Daerah sentra atau asal tarian ini adalah ex marga Gumay Lembak, ex marga Puntang Suka Merapi, ex marga Pasirah IV Manggulyang selanjutnya menyebar ke beberapa daerah yang ada di wilayah Kabupaten Lahat. Ta ...
sumber website idntimessumsel Budaya â Indonesia memilki beragam suku dan budaya, salah satunya kita mengenal adanya sebuah suku Sumatera Selatan yang masih mewarisi budaya kerajaan. Untuk Bahasa daerah Sumatera Selatan sendiri, menggunakan Bahasa musi dan Bahasa melayu. Jumlah penduduk Sumatera Selatan 2020 memang cukup padat, tetapi kepadatan penduduk tersebut tidak berarti akan menghilangnya adat-adat yang sudah ada. Mari kita simak bersama beberapa tradisi yang menjadi ciri khasnya budaya Palembang. Melepaskan Burung sumber website detiknews Ketika hari raya imlek masyarakat sumatera selatan yang berkunjung ke vihara. Salah satunya lokasi klenteng yang ramai dipadati pengunjung yaitu vihara dewi kwan im dan berlokasi di kelurahan ulu 10 Palembang. Pertama akan dinyalakan lampu kerlap kerlip setelah itu warga akan melepaskan burung pipit supaya terbang bebas. Biasanya banyak pedagang burung yang berjualan disekitar vihara, jadi warga yang tidak memiliki burung tinggal beli disekitar. Menurut warga sekitar tradisi melepas liarkan burung akan memperlancar rezeki dan bisa menghilangkan kesialan. Ketika seseorang semakin banyak melepaskan burung, maka bisa meringankan dosa-dosa yang telah ada. Jika dipirkan melalui akal sehat, kegiatan ini dapat berdampak positif juga untuk para penjual burung sekitarnya. Tradisi ini menarik sejumlah fotografer untuk mengabadikan momen tersebut. Adat Ngobeng sumber website 1001 indonesia Sebuah tradisi yang terjadi secara turun temurun dari masyarakat Palembang, ngobeng berarti tradisi menghubungkan makanan. Biasanya tradisi ini berguna untuk pernikahan, tasyakuran, dan hari besar agama. Budaya Sumatera Selatan ini masih ada sampai sekarang, masyarakat akan datang dan duduk bersila membentuk lingkaran untuk makan bersama. Sebanyak 8 orang duduk bersila, saling berhadapan dan membentuk lingkaran. Nantinya pada tengah-tengah masyarakat yang duduk melingkar akan ada makanan yang cukup banyak. Menyediakan nasi putih, lauk pauk dan berbagai hidangan dalam satu tempat. Mempunyai filosofi untuk bergotong-royong dan meningkatkan rasa kekeluargaan. Adat ini nyaris tergantikan oleh prasmanan, namun warga Palembang selalu menerapkannya dalam kegiatan umum Adat Bekarang Iwak sumber website idntimessumsel Budaya Sumatera Selatan yang satu ini memang cukup aneh dan menarik. Menangkap ikan yang dilakukan oleh warga kelurahan Pulokerto, Gandus, Palembang. Masyarakat sekitar sungai Lacak rata-rata berprofesi sebagai penangkap ikan. Adat bekarang iwak biasanya dilakukan setiap setahun sekali oleh warga lacak. Tidak hanya menangkap ikan tetapi juga melakukan berbagai upacara ritual sebagai rasa syukur masyarakat. Sungai lacak merupakan sungai yang sangat jernih dan terdapat berbagai jenis ikan, mulai dari ikan lele, gabus, dan mujair. Kalau berhasil menangkap ikan, warga diperbolehkan membawa pulang ikannya, tetapi yang kecil-kecil saja. Untuk berbagai hasil tangkapan ikan yang besar, boleh dibawa pulang oleh pemangku adat. Boleh juga untuk dijual, lalu uang hasil penjualan digunakan untuk pembangunan masjid, bendungan, jembatan, dan lain sebagainya. Tradisi budaya Sumatera Selatan ini berlangsung setiap setahun sekali, apabila tidak terlaksana maka akan mendapat hukuman. Hukumannya berupa adanya penampakan buaya-buaya di sungai lacak. Warga sekitar berharap budaya ini akan mendatangkan rezeki yang melimpah dan menjauhkan warga dari malapetaka. Adat Tepung Tawar sumber website idntimes Budaya Sumatera Selatan selanjutnya ialah sebuah tradisi untuk menyuapkan ketan ayam dan kunyit ke seseorang. Adat tepung tawar mempunyai 3 tradisi, yaitu untuk tolak bala, perdamaian dan pernikahan. Yang pertama tepung tawar tolak bala, yakni berguna untuk keluarga yang sering mengalami sial dan kecelakaan. Budaya Sumatera Selatan ini mereka lakukan untuk meminta perlindungan kepada Allah dan sudah berjalan selama ratusan tahun. Mulai dari zaman kesultanan Palembang Darussalam sampai sekarang. Adat ini biasa dilakukan pada kediaman seorang budayawan atau seniman sepuh kota Palembang. Kedua ada tepung tawar perdamaian, yaitu sebuah budaya Sumatera Selatan yang tumbuh untuk menghindari konflik karena niat buruk yang datang dari hati. Kebiasaan untuk menghindari konflik ini juga merupakan sarana kohesi social dalam mempertahankan kesatuan dalam lingkungan maupun keluarga besar. Ketiga, yaitu tepung adat pernikahan, yang berfungsi untuk mencurahkan rasa kebahagiaan dan rasa senang terhadap manusia. Merupakan simbol pemberian doa restu bagi kesejahteraan kedua pengantin dan juga menjadi tolak balak. Adat Sedekah Rame sumber website silontong Masyarakat kabupaten Lahat menjadikan Sedekah Rame sebagai tradisi yang biasanya dilakukan para petani. Bermaksud agar hasil panen lancar dan berlimpah dalam tahap pemanenannya. Sambutan tokoh adat sebagai awal acara lalu berlanjut amanat dan doa bersama, dan penutupnya dengan acara makan bersama. Rumah Adat Limas sumber website wikipedia Budaya Sumater Selatan tidak dapat lepas dari rumah adat, pakaian adat dan tarian. Rumah linmas merupakan budaya Sumatera Selatan yang memiliki ciri khas tentang pengaruh budaya islam dan budaya melayu. Untuk luas bagunan sekitar 400 meter sampai 1000 meter persegi, tiang kayu yang tertanam pada tanah sebagai topangannya. Rumah linmas terbagai menjadi 3 bagian yaitu ruang gajah atau ruang utama, bilik tidur atau pangkeng, dan dapur atau pawon. Tepat pada bawah atap rumah linmas terdapat ruang gajah ruang utama. Ruangan ini berguna untuk musyawarah dan menjadi pusat dari rumah linmas. Untuk bagian bilik tidur pangkeng sisi kanan atau sisi kiri bagian ruangan ini masuk melewati sebuah pintu berbentuk kotak sebagai penutup. Pintu kotak itu berfungsi sebagai tempat penyimpanan perkakas. Untuk bagian pawon terletak pada bagian belakang rumah adat. Sebenarnya kata pawon tidak hanya di Sumatera saja, di pulau Jawa dapur juga bernama pawon. Rumah linmas memang memiliki banyak filosofi pada berbagai bagiannya. Pakaian adat sumber website aminah store Budaya Sumatera Selatan yang selanjutnya yakni pakaian adat Sumatera Selatan. Seperti halnya rumah adat, susunan dari atas hingga bawah tersusun rapi dan menjadi ciri khas. Ada juga mahkota yang berfungis untuk hiasan bagian kepala. Kain sangket berfungsi sebagai penutup dari bagaian ujung atas tubuh sampai ujung kaki. Pakaian adat ini berguna pada acara-acara yang bersifat sakral dan kegiatan upacara adat lainnya. Tarian khas sumber website mantabs Budaya Sumatera selatan yang terakhir yaitu tarian Sumatera Selatan. Memiliki cukup banyak jenis tarian daerah yang berguna dalam upacara-upacara tertentu. Pertama ada tari tanggai, merupakan tarian untuk para tamu-tamu penting, acara-acara formal ataupun pernikahan. Penarinya yang menggunakan tanggai terbuat dari tembaga dan diperankan oleh lima orang. Menari dengan lemah gemulai dan menggunakan pakaian adat yang membuatnya sangat menarik. Tari tanggai mempunyai filosofi bahwa masyarakat Palembang orangnya ramah, saling menghormati satu sama lain dan juga saling menghargai. Tarian ini merupakan perpaduan antara gerak yang gemulai dengan busana yang anggun. Kalau zaman sekarang tarian ini hanya untuk dipertontonkan dalam acara pentas seni sekolah dan pagelaran seni saja. Selanjutnya tari tenun songket, merupakan tarian yang terinspirasi dari menenun kemudian melahirkan sebuah tarian adat. Kain songket menggunakan benang yang terlapisi oleh emas dan hanya untuk mempelai wanitanya. Tarian ini biasanya terdiri dari lima orang dan jumlahnya bukanlah aturan baku, sehingga para penari bisa bebas berkreasi ingin berapa orang penari.
Daniel Sugianto KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga dapat menyelesaikan makalah dengan judul tujuh unsur kebudayaan Provinsi Sumatera Selatan. Makalah ini disusun dalam rangka memenuhi mata kuliah Antropologi Budaya. Dalam menyusun makalah ini kami banyak memperoleh bantuan serta bimbingan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, kami ingin menyampaikan ucapan terima kasih, kami menyadari makalah ini tidak lepas dari kekurangan. Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membamgun guna sempurnanya makalah ini. i DAFTAR ISI KATA PENGANTAR i DAFTAR ISI ii BAB I PENDAHULUAN 1 LATAR BELAKANG 1 RUMUSAN MASALAH 1 TUJUAN MAKALAH 2 MANFAAT MAKALAH 2 BAB II PEMBAHASAN 3 BAHASA 3 SISTEM RELIGI KEPERCAYAAN 3 SISTEM MATA PENCAHARIAN 4 SISTEM PENGETAHUAN DAN TEKNOLOGI 4 MAKANAN KHAS 4 KESENIAN 5 PERKAWINAN 6 RUMAH ADAT PALEMBANG 8 PAKAIAN ADAT PALEMBANG 9 BAB III PENUTUP 15 KESIMPULAN 15 KRITIK DAN SARAN 15 DAFTAR PUSTAKA 16 ii BAB I PENDAHULUAN LATAR BELAKANG Budaya berasal dari bahasa sanskerta yaitu buddhayah, yang merupakan bentuk jamak dari buddhi budi atau akal yang diartikan sebagai hal-hal yang berkaitan dengan budi dan akal manusia. Maka Budaya adalah cara hidup yang di kembangkan dan di miliki bersama oleh satu kelompok orang dan di wariskan dari generasi ke generasi. Dengan demikian budayalah yang menyediakan kerangka yang un tuk mengorganisasikan kegiatan seseorang dan memungkinkannya meramalkan perilaku orang lain. Kota Palembang adalah salah satu kota besar di Indonesia yang juga merupakan ibu kota Provinsi Sumatera Selatan. Palembang merupakan kota terbesar kedua di Sumatera setelah Medan. Budaya terbentuk dari banyak elemen termasuk sistem Agama dan Politik, adat istiadat, Bahasa, alatPakaian, bangunan, dan karya seni. Di dasarkan Prasasti kedudukan Bukit yang di ketemukan di Bukit Siguntang sebelah barat kota Palembang, yang menyatakan pembentukan sebuah wanua yang diartikan sebagai kota yang menjadi ibukota Kerajaan Sriwijaya pada tanggal 16 juni 682 Masehi. Maka tanggal itu di jadikan patokan hari lahir kota Palembang. RUMUSAN MASALAH Bagaimana kebudayaan masyarakat Palembangsistem, bahasa, kepercayaan, mata pencaharian, makan khas, perkawinan, seni dan pengetahuan serta teknologi?Bagaimanakah struktur ekonomi pada masyarakat Palembang? 1 TUJUAN MAKALAH Menganalisis kebudayaan masyarakat Palembang dari sistem bahasa, kepercayaan, mata pencaharian, makanan khas, perkawinan, seni dan pengetahuan serta struktur ekonomi masyarakat Palembang. MANFAAT MAKALAH Adapun manfaat dari penulisan makalah kajian masyarakat indonesia yang berjudul âAnalisis Kebudayaan Palembangââ ini adalah untuk memberikan informasi dan pengetahuan kepada pembaca tentang kebudayaan-kebudayaan yang ada di Palembang dan bagaimana struktur ekonomi yang ada di Palembang. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca. 2 BAB II PEMBAHASAN BAHASA Bahasa, seperti juga budaya, merupakan bahagian yang tak terpisah dari diri manusia sehingga banyak orang tampil menganggapnya diwariskan secara genetik. Ketika seseorang berusaha berkomunikasi dengan orang-orang yang berbeda budaya dan menyesuaikan perbedaannya, membuktikan bahwa budaya itu di pelajari. Bahasa Palembang mempunyai dua tingkatan, yaitu Baso Palembang Alus atau Berbaso dan Baso Palembang sari-sari. Baso Palembang Alus digunakan dalam percakapan dengan pemuka masyarakat, orang-orang tua, atau orang- orang yang di hormati, terutama dalam upacara-upacara adat. Bahasa ini berakar pada bahasa Jawa karena raja-raja Palembang berasal dari Kerajaan Majapahit, Kerajaan Demak, dan Kerajaan Pajang. Itulah sebabnya perbendaharaan kata dalam bahasa Jawa. Sementara itu, Baso sehari-hari dipergunakan oleh orang Palembang dan berarkar pada bahasa Melayu. Dalam praktiknya sehari-hari, orang Palembang biasanya menggabugkan bahasa ini dengan bahasa Palembang memiliki kemiripan dengan bahasa di sekitarnya, seperti Jambi, Bengkulu, dan Jawadengan intonasi beda. Di Jambi dan Bengkulu, akhiran aâ pada kosakata bahasa Indonesia yang di ubah menjadi oâ banyak ditemukan. SISTEM RELIGI KEPERCAYAAN Walaupun Sumatera Selatan adalah tempat berdirinya kerajaan sriwijaya yang menganut kepercayaan dan agama Budha tetapi mayoritas masyarakatnya beragama Islam, karena masyarakat Palembang yang pada umumnya memiliki darah dan keturunan bangsa Melayu yang juga mayoritas beragama islam. 3 SISTEM MATA PENCAHARIAN Masyarakat palembang pada umumnya mrmpunyai mata pencaharian berdagang. Dalam cakupan dalam kepulauan, kepulauan Sumatera sangat kaya dengan hasil buminya seperti kelapa sawit, tembaga, batu-bara, timah, bauksit dan lain-lain. Maka dari itu sumber mata pencaharian masyarakat Palembang juga menjadi pekerja tambang. Dalam berbagai definisi hetrogen dan bermata pencaharian pencaharian non pertanian. SISTEM PENGETAHUAN DAN TEKNOLOGI Masyarakat Palembang dikenal dengan sifat suka berterus terang dan suka berkawan. Mereka memiliki keahlian dan menciptakan karya seni yang indah dengan kesabaran dan kemampuannya. Salah satu contoh dari hasil kreasi masyarakat Palembang yang paling terkenal adalah kain songket yang terbuat dari sutera di kombinasikan dengan benang emas yang mampu memikat kolektor pakaian tradisional karena desainnya yang kaya dan elegan. Songket juga dapat menjadi oleh-oleh yang bagus, meskipun harga songket cukup mahal terutama yang dibuat langsung secara tradisional. Selain itu Palembang terkenal dengan ukiran kayu bermotifnya yang dipengaruhi oleh desain Cina dan Budha. Ukiran-ukiran kayu yang terdapat di mebel tersebut didominasi oleh dekorasi berbentuk bunga melati dan teratai. MAKANAN KHAS Palembang juga menawarkan makanan yang unik, lezat yang kebanyakan terbuat dari ikan. Diantaranya ialah a. Pempek Palembang Ini adalah satu makanan yang paling terkenal dari Palembang dan anda dapat temukan di seluruh indonesia dan telah menjadi favorit banyak orang indonesia. Pempek terbuat dari ikan yang telah di giling dicampur tepung terigu dan bumbu-bumbu lain. Jenis-jenis pempek Palembang di antaranya adalah pempek kapal, lenjer, selam, pempek kulit, pempek adaan dan pempek lenggang, pempek keriting serta pempek panggang. 4 b. Kerupuk Palembang Salah satu makanan kecil dari Palembang yang terkenal, kerupuk ini terbuat dari campuran terigu dan ikan tertentu. Biasanya terbuat dari ikan terbuat dari ikan tenggiri, ikan gabus, dan ikan belida. c. Martabak Har Terbuat dari telur di campur dengan bumbu-bumbu tertentu dan daging, lalu dibungkus adonan terigu di campurkan lalu di goreng. Martabak Har biasanya di sajikan dengan saus yang lezat terbuat dari kentang, air, dan bumbu-bumbu lainnya. Tempat yang terbaik untuk mencicipi martabak ini adalah di martabak kaji Abdul Rosak di jalan sudirman. d. Lepok Duren Terbuat dari durian dan gula. Rasanya manis dan kenyal. e. Tekwan Sup tradisional yang terbuat dari bola-bola ikan, pasta ikan, soun, jamur dan bengkoang kemudian di sajikan hangat-hangat. f. Bekasem Yaitu ikan yang di asinkan. g. Makanan khas-khas lainnya dari provinsi ini seperti pindang patin, pindang tulang, sambal jokjok, berengkes, dam tempoyak. KESENIAN Sejarah tua Palembang serta masuknya para pendatang dari daerah lain, telah menjadikan kota ini sebagai multi-budaya, penduduk kota ini mengadopsi budaya Melayu di lihat dalam kebudayanya. Salah satunya adalah bahasa. Kata-kata seperti âlawan pintuâ, âgedang pisangâ. Adalah salah satu contohnya Gelar kebangsawan pun bernuasa jawa, seperti Raden Mas atau Ayu. Makam-makam peninggalan masa Islam pun tidak berbeda bentuk dan yang terdapat di Palembang antara lain Kesenian Dul Muluk pentas drama tradisional khas Palembang. 5 Tari-tarian seperti Gending Sriwijaya di adakan sebagai penyambutan kepada tamu-tamu dan tari Tanggai yang di peragakan dalam resepsi pernikahan. Lagu Daerah seperti Melati Karangan, Dek Sangke, Cuk Mak Ilang, Dirut dan Ribang Kemambang. Rumah Adat Palembang adalah Rumah Limas dan Rumah Rakit. Selain itu kota Palembang menyimpan salah satu jenis tekstil terbaik di dunia yaitu kain songket. Palembang merupakan salah peninggalan Kerajaan Sriwijaya dan diantara keluarga kain tenun tangan kain ini sering disebut sebagai Ratunya kain. Hingga saat ini kain songket masih dibuat dengan cara di tenun secara manual dan menggunakan alat tenun tradisional. Sejak zaman dahulu kain songket telah di gunakan sebagai pakaian adat kerajaan. Warna yang di gunakan songket adalah warna emas dan merah. Kedua warna itu menandakan kemunculan kerajaan Sriwijaya era dan pengaruh China pada zaman dahulu. Bahan yang di pakai untuk menghasilkan warna emas ini adalah emas benang yang langsung di bawa dari China, Jepang, dan Thailand. Selain kain songket, saat ini masyarakat Palembang tengah giat mengembangkan jenis tekstil baru yang disebut Batik Palembang nampak lebih ceria karena menggunakan warna-warna terang dan masih mempertahankan motif-motif tradisional setempat. Kota Palembang juga mengadakan perayaan setiap tahunnya antara lain âFestival Sriwijayaââ setiap bulan Juni dalam memperingati Hari jadi Palembang, Festival Bidar dan Perahu Hias merayakan Hari Kemerdekaan, serta berbagai festival memperingati Tahun Baru Hijrah, Bulan Ramadhan dan Tahu Baru Masehi. PERKAWINAN Melihat perkawinan adat Palembang, jelas terlihat bahwa busana dan ritual adatnya mewariskan keagungan dan kesuksesan raja-raja dinasti Sriwijaya yang mengalami keemasan berpengaruh di semananjung Melayu berabad silam. 6 Pada zaman kesultanan Palembang terdiri sekitar abad 16 lama berselang setelah runtuhnya dinasti Sriwijaya,dan pasca kesultanan pada dasarnya perkawinan di tentukan oleh keluarga besar dengan pertimbangan bobot, bibit, dan bebet. Pada masa sekarang ini perkawinan banyak di tentukan oleh kedua pasang calon mempelai penganti itu sendiri. Tata cara perkawinan Calon pengantin Dapat di ajukan oleh si anak yang akan dikawinkan, dapat juga diajukan oleh tuanya. Bila dicalonkan oleh orang tua, maka mereka akan menginventariskan dulu siapa-siapa yang di calonkan, anak siapa dan keturuan dari keluarga Madik adalah suatu proses penyelidikan atas seorang gadis yang dilakukan oleh utusan pihak keluarga pria. Tujuannya untuk perkenalan, mengetahui asal-usul serta selisih keluarga masing-masing serta melihat apakah gadis tersebut belum ada yang Menyengguk atau sengguk berasal dari bahas Jawa kuno yang artinya memasang âPagarââ agar gadis yang dituju tidak terganggu oleh sengguk sebangsa musang, sebagai kiasan tidak terganggu perjaka lainNgebet Bila proses sengguk telah mencapai sasaran, maka kembali keluarga dari pihak pria berkunjung dengan dengan membawa tenong sebanyak 3 buah, masing-masing berisi terigu, gula pasir, dan telur itik. Pertemuan ini sebagai tanda bahwa kedua pihak keluarga telah ânemuke katoââ serta sepakat bahwa gadis telah di ikat oleh pihak pria. Berasan Berasal dari bahasa Melayu artinya bermusyawarah, yaitu bermusyawarah untuk menyatukan dua keluarga menjadi satu keluarga besar. 7 Mutuske kato Acara ini bertujuan kedua pihak keluarga membuat keputusan dalam yang berkaitan dengan âhari ngantarke belanjoâ hari pernikahan, saat munggah, Nyemputi dan nganter penganten, Ngalie Turon, Bercacap atau mandi simburan dan teratib. Nganterke Belanjo Prosesi nganterke belanjo biasanya dilakukan sebulan atau setengah bulan bahkan beberapa hari sebelum acara munggah. Prosesi ini lebih banyak dilakukan oleh kaum wanita, sedangkan kaum pria hanya mengiringi saja. Uang belanjo duit belanjo di masukan dalam ponjen warna kuning dengan artribut pengiringnya berbentuk manggis. Hantaran pihak calon mempelai pria ini juga di lengkapi dengan nampan-nampan paling sedikit 12 buah berisi aneka keperluan pesta, antara lain berupa terigu, gula, buah-buahan kaleng, hingga kue-kue dan jajanan. Lebih dari itu di antar pula ejukanâ atau permintaan yang telah di tetapkan saat mutuske kato, yakni berupa salah satu syarat adat pelaksanaan perkawinan sesuai kesepakatan. RUMAH ADAT PALEMBANG Rumah adat Sumatera Selatan Palembang bernama rumah Limas ia merupakan rumah panggung, untuk tempat tinggal para bangsawan. Rumah Limas berjenjang lima dengan bermakna lima emas, yaitu keagungan, rukun dan damai, sopan santun, aman dan subur, kemudian makmur dan sejahtera. Pintu gerbang emas harus ada pada rumah Limas. 8 Rumah adat Limas memiliki luas antara 400 sampai dengan 1000 meter persegi. Keseluruhan rumah, bertopang pada tiang-tiang kayu yang tertanam di tanah. Rumah Limas terbagi menjadi beberapa bagian yakni Ruangan utamaRuang Gajah, Pangkeng Bilik tidur, dan Pawondapur. Ruang utama ruang gajah terletak ditingkat teratas dan tepat di bawah atap Limas. Di ruangan ini terdapat Amben atau ruang musyawarah. Ruangan ini merupakan pusat dari rumah Limas, baik untuk keperluan adat maupun dari dekorasinya. PAKAIAN ADAT PALEMBANG Pria Sumatera Selatan memakai pakaian adat berupa Mahkota, kalung bersusun dengan baju yang khas. Juga memakai celana panjang dan kain songket pada bagian tengah badan. Sedangkan wanitanya memakai pakaian yang mirip dengan prianya yaitu berMahkota, kalung susun, pending dan gelang pada kedua belah tangan. Ia juga memakai kain songket yang melingkar pada bagian tengah badan serta berkain songket. Pakaian ini dipakai untuk upacara pernikahan. 9 SUKU-SUKU DI SUMATERA SELATAN Indonesia memang kaya akan suku bangsanya, khususnya di daerah sumatera selatan saja sudah menyumbang 12 suku besar yang terkenal, belum lagi dengan suku-suku yang kurang terkenal. SUKU KOMERING Komering merupakan salah satu suku atau wilayah budaya di Sumatera Selatan, yang berada sepanjang aliran sungai komering. Seperti halnya suku-suku di Sumatera Selatan, karaktersuku ini adalah penjelajah sehingga penyebaran suku ini cukup luas hingga ke lampung. Suku komering terbagi atas dua kelompok besar yaitu komering Ilir yang tinggal di sekitar kayu agung dan komering Ulu yang tinggal di baturaja. Komering terbagi beberapa marga, di antaranya marga paku sekunyit, marga Sosoh Buay Rayap, marga Buay Pemuka Peliyung, marga Buay Madang, dan marga Semendawai. Wilayah budaya komering merupakan wilayah yang paling luas jika dibandingkan dengan wilayah budaya suku-suku lainnya di sumatera selatan. Selain itu, bila di lihat dari karakter masyarakatnya, suku Komering dikenal memiliki temperamen yang tinggi dan keras. Berdasarkan cerita rakyat masyarakat komering, suku Komering dan suku Batak, SumateraUtara, di kisahkan masih bersaudara. Kakak beradik yang datang di Negeri seberang. Setelah sampai di Sumatera, mereka berpisah. Sang kakak pergi ke Selatan menjadi puyang suku Komering, dan sang adik ke Utara menjadi puyang suku Batak. SUKU PALEMBANG Kelompok suku Palembang memenuhi 40-50 % daerah kota Palembang. Suku Palembang dibagi menjadi dua kelompok yaitu Wong Jeroo merupakan keturuan bangsawan atau hartawan dan sedikit lebih rendah dari orang-orang istana dari kerajaan tempo dulu yang berpusat di Palembang, dan Wong Jabo adalah rakyat biasa. 10 Seorang yang ahli tentang asal-usul orang Palembang yang disebut keturunan raja, mengikuti bahwa suku Palembang merupakan hasil dari peleburan bangsa Arab, Cina, suku Jawa, dan kelompok-kelompok suku lainnya di Indonesia. Suku Palembang sendiri memiliki dua ragam bahasa yaitu Baso Palembang Alus dan Baso Palembang Sari-Sari. Suku Palembang masih tinggal atau menentap di dalam rumah yang didirikan di atas air. Model arsitektur rumah orang Palembang yang paling khas adalah rumah limas yang kebanyakan didirikan diatas panggung diatas air untuk melindungi dari bajir yang terus terjadi dari dahulu sampai sekarang. Di kawasan sungai Musi sering terlihat orang Palembang menawarkan dagangannya diatas perahu. SUKU GUMAI Suku Gumai adalah salah satu suku yang mendiami daerah kabupaten lahat. Sebelum adanya kota lahat, Gumai merupakan satu kesatuan dari teritorial GUMAI, yaitu Marga Gumai Lembak, Marga Gumai Ulu, dan Marga Gumai Talang. Setelah adanya kota Lahat, maka Gumai Ulu menjadi terpisah dimana Gumai Lembak dan Gumai Ulu menjadi bagian dari kecamatan pulau Pinang sedangkan Talang menjadi bagian dari kecamatan kota Lahat. SUKU SEMENDO Suku Semendo berada di kecamatan semendo, kabupaten Muara Enim, provinsi Sumatera Selatan. Menurut sejarahnya, suku Semendo berasal dari keturunan suku Banten yang berada abad silam pergi merantau dari Jawa ke pulau Sumatera, dan kemudian menentap dan beranak cucu di daerah Semendo. Hampir 100% penduduk Semendo hidup dari hasil pertanian, yang masih diolah dengan cara tradisional. Lahan pertanian cukup subur, karena berada kurang lebih 900 meter diatas permukaan laut. 11 Ada dua komoditi utama didaerah ini kopi jenis robusta dengan jumlah produksi mencapai 300 ton per tahunnya, dan padi dimana daerah ini termasuk salah satu lumbung padi untuk di daerah Sumatera Selatan. Adat istiadat serta kebudayaan daerah ini sangat dipengaruhi nafas keIslaman yang sangat kuat. Mulai dari musik Rebana, lagu-lagu daerah, dan tari-tarian sangat dipengaruhi oleh budaya Melayu Islam. Bahasa yang digunakan dalam pergaulan sehari-hari adalah bahasa Semendo. Setiap kata pada setiap bahasa ini umumnya berakhiran âeâ. SUKU LINTANG Kawasan pegunungan bukit barisan di Sumatera Selatan merupakan tempat tinggal suku lintang, diapit oleh suku Pasemah dan Renjang. Suku Lintang merupakan salah satu suku Melayu yang tinggal di sepanjang tepi sungai Musi di provinsi Sumatera Selatan. Suku Lintang hidup bercocok tanam yang menghasilkan kopi, beras, kemiri, karet, sayur-sayuran. Mereka juga berternak kambing, kerbau, ayam, itik, perikanan, walaupun tinggal di tepi sungai. Orang Lintang adalah penganut Islam yang cukup kuat. Hal ini terlihat dengan banyaknya mesjid-mesjid dan pesantren untuk melatih kaum mudanya. SUKU KAYU AGUNG Suku kayu agung berdomisili dinSumatera Selatan, tepatnya di kabupaten Ogan Komering Ilir dengan ibukotanya Kayu Agung. Wilayah ini dialirin sungai Komering. Bahasanya terdiri atas dua dialek, yaitu dialek kayu agung dan dialek ogan. Mata pencaharian suku ini bertani, berdagang, dan membuat gerabah dari tanah liat. Suku kayu agung mayoritas beragama Islam, tetapi mereka masih mempertahankan kepercayaan lama, yaitu kepercayaan mengenai dunia roh. Suku Kayu Agung percaya bahwa roh-roh nenek moyang dapat menggangu manusia. 12 Mereka juga percaya akan dukun yang membantu dalam upacara pertanian, baik saat menanam maupun saat panen. Selain itu tempat-tempat keramat yang mereka anggap sebagai tempat bersemayamnya para arwah. SUKU LEMATANG Suku Lematang tinggal di daerah lematang yang terletak di antara kabupaten Muara Enim dan kabupaten Lahat. Daerah ini berbatasan dengan daerah kikim dan Enim. Suku ini menempati wilayah di sepanjang sungai lematang, di sekitar kota Muara Enim dan kota Prabumulih. Asal-usul orang lematang dari kerajaan Majapahit, keturunan orang Banten dan Wali sembilan. Orang lematang sangat terbuka dan memiliki sifat ramah-tamah dalam menyambut setiap pendatang yang ingin mengetahui seluk beluk dan keadaan daerah dan budayanya. SUKU OGAN Suku Ogan terletak di kabupaten Ogan Komering ulu dan Ogan komering Ilir. Mereka mendiami tempat sepanjang aliran sungai Ogan dari baturaja sampai ke kaskus. Orang-orang biasa juga di sebut tiga3 sub suku yakni suku pegagan ulu, suku penesak, dan suku pegagan ilir. Kelompok masyarakat ini adalah penduduk asli dan bertani, tetapi banyak juga menjadi pegawai negeri. Makanan pokok suku ini ialah hasil PASEMAH Suku Pasemah adalah suku yang mendiami wilayah kabupaten Empat Lawang, kabupaten Lahat, Ogan Komering Ulu, dan sekitar kawasan gunung berapi yang masih aktif, gunung Dempo. Suku bangsa ini juga banyak yang merantau ke daerah-daerah provinsi Bengkulu. Menurut sejarah, suku ini berasal dari keturunan raja DarmawijayaMajapahit yang menyerang ke Palembang pulau perca. 13 Suku ini tersebar di pegunungan Bukit Barisan, khususnya di lereng-lerengnya. Menurut mitologi nama pasemah berasal dari kata Basemah yang berarti berbahasa melayu. Hasil utama masyarakat ini adalah kopi, sayur-sayuran, dan cengkeh, dengan makanan pokoknya ialah beras. SUKU SEKAYU Suku sekayu terletak di provinsi Sumatera Selatan. Dalam wilayah kabupaten Musi Bayuasin, mayoritas penduduknya petani. Hasil pertaniannya adalah padi, singkong, ubi, jagung, kacang tanah tanah, dan kendelai. Hasil perkebunan yang menonjol ialah karet, cengkeh, dan kopi. Suku sekayu merupakan âManusia Sungaiââdan senang mendirikan rumah-rumah yang langsung berhubungan dengan sungai Musi. SUKU RAWAS Suku ini terletak di wilayah provinsi Sumatera Selatan, tepatnya di sekitar dua aliran sungai Rawas dan sungai Musi bagian utara. Suku ini menempati wilayah di kecamatan Rawas Ulu, Rawas Ilir, dan Muararupit, di kabupaten Musi Rawas. Bahasa Rawas masih tergolong ke dalam rumpun melayu, di wilayah ini banyak terdapat kebun karet rakyat. SUKU BANYUASIN Suku ini terutama tinggal di kabupaten Musi Banyuasin yaitu di kecamatan Babat Toman, Banyu Lincir, sungai Lilin, dan Bayuasin dua dan tiga. Umumnya mereka tinggal di daratan rendah yang selingi rawa-rawa dan berada di daerah aliran sungai. Sungai yang terbesar adalah sungai Musi yang memiliki banyak anak sungai, mata pencaharian pokoknya adalah bertani di sawah dan ladang. Mereka masih percaya terhadap berbagai takhyul, tempat keramat dan benda-benda kekuatan gaib mereka juga menjalani beberapa upacara dan pantangan. 14 BAB III PENUNTUP KESIMPULAN Setelah menganalisis kebudayaan yang ada pada masyarakat Sumatera Selatan diatas dapat disimpulkan bahwa ethnis kebudayaan atau unsur yang paling menonjol dari masyarakat Sumatera Selatan adalah segi âSistem pengetahuan dan Teknologiâ khususnya pada makanan-makanan khasnya dan dari segi âKesenian-nyaâ baik seni tari, rumah adat, dan kerajiannya. Mereka mempunyai keahlian dalam menciptakan karya seni yang indah dengan kesabaran dan kemampuannya. Hal ini menunjukan bahwa Sumatera Selatan adalah provinsi yang kaya akan kebudayaannya. KRITIK DAN SARAN Sumatera Selatan di kenal dengan kesenian dan kerajinannya, maka dari itu marilah bersama-sama kita menjaga dan memelihara kebudayaan yang ada walaupun zaman semakin hari semakin maju. Jika bukan kita sendiri yang penjaganya siapa lagi? Apakah harus menunggu kebudayaan dan hasil karya kami diakui oleh negara lain terlebih dahulu baru kita mau melestarikan dan mempertahankannya? 15 DAFTAR PUSTAKA Akib, Sejarah dan kebudayaan Palembang Jakarta proyek penerbit Buku sastra Indonesia dan Daerah. Abdullah Saleh, R. Dalyono BA. 1996, Kesenian Tradisional Palembang. http// dwiselly
Wakil Gubernur Sumatera Selatan Mawardi Yahya menerima sertifikat penetapan Warisan Budaya Takbenda Indonesia tahun 2018, meliputi 7 Karya Budaya yang ada di Provinsi Sumsel. Sertifikat tersebut diserahkan langsung Direktur Jenderal Kebudayaan, Kemendikbud RI, Hilmar Farid kepada Wakil Gubernur Sumsel Mawardi Yahya pada acara Apresiasi Penetapan Warisan Budaya Takbenda Indonesia tahun 2018 di Gedung Kesenian Jakarta, Rabu malam 10/10/2018. Kegiatan apresiasi penetapan warisan budaya takbenda Indonesia merupakan puncak dari serangkaian kegiatan penetapan warisan budaya takbenda Indonesia yang bertujuan untuk melestarikan, melindungi, mengembangkan, dan memanfaatkan budaya Indonesia. Karya Budaya Sumsel yang ditetapkan sebagai warisan budaya takbenda Indonesia yaitu pertama Adat Timbang Kepala Kebo, merupakan adat istiadat masyarakat ritus dan perayaan-perayaan. Kedua, Ngobeng, merupakan adat istiadat masyarakat ritus dan perayaan-perayaan. Ketiga, Tari Kebagh, merupakan seni pertunjukan. Keempat, Tari Silampari Kahyangan Tinggi, merupakan seni pertunjukan. Kelima, Pindang Palembang, merupakan kemahiran dan kerajinan tradisional. Keenam, Tikar Purun Pedamaran, merupakan kemahiran dan kerajinan tradisional. Ketujuh, Surat Ulu, merupakan tradisi dan ekspresi lisan. "Penetapan warisan budaya takbenda Indonesia dilaksanakan melalui serangkaian tahapan yang dilaksanakan oleh Tim Ahli, Narasumber, Dinas Kebudayaan Provinsi se-Indonesia dan Balai Pelestarian Nilai Budaya," ungkap Dirjen Kebudayaan, Hilmar Farid dalam kata sambutannya. Lanjut Hilmar Farid, ada berbagai kondisi yang dihadapi oleh warisan budaya Indonesia diantaranya terancam punah dan warisan budaya yang ada di perbatasan rentan terhadap pengakuan oleh negara lain. "Kurangnya pelestarian warisan budaya takbenda akan berdampak pada hilangnya identitas sebagai bangsa berkebudayaan yang didalamnya terkandung nilai, makna yang luhur," tegas Hilmar. Hilmar Farid mengharapkan adanya timbal balik antara berbagai pihak terkait pelaksanaan penetapan warisan budaya takbenda Indonesia dan tindak lanjut setalah ditetapkan karena harus melakukan pelestarian dengan aksi nyata seperti yang diharapkan dalam Undang-Undang Nomor 5 tahun 2017 tentang pemajuan kebudayaan. "Aksi nyata bisa dilakukan dalam rangka perlingungan, pengembangan, pemanfaatan serta pembinaan," ujarnya Sementara itu, Wakil Gubernur Sumsel Mawardi Yahya mengatakan, keragaman budaya yang ada di Sumsel harus terpeliharan dan terus dikembangkan. Pemerintah Provinsi Sumsel sudah berkomitmen penuh untuk hal itu bersama sama dengan Pemerintah Kabupaten/Kota se-Sumsel. "Keberagaman budaya dibebagai daerah di Sumatera Selatan memang harus terus dikembangkan dan diangkat sampai ketingkat nasional," terang Mawardi Yahya. Selain Provinsi Sumsel, sejumlah daerah lainnya juga mendapatkan setifikat yang sama diantaranya Provinsi Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Bengkulu dan Provinsi Jambi. *
7 unsur kebudayaan sumatera selatan