MenguatkanTali Persaudaraan. Melalui sikap toleransi, setiap orang menghargai yang lainnya dan memberikan rasa kasih sayang yang sama terhadap setiap perbedaan. Dengan begitu, rasa persaudaraan sebangsa dan setanah air pun akan semakin terpupuk. Setiap kelompok juga dapat terhindar dari berbagai jenis perpecahan. Persaudaraanyang erat akan mendatang harmoni dalam konteks keluarga, persaudaraan yang kuat akan menciptakan rukun tetangga (RT) dan rukun warga (RW) yang solid secara sosial. Persaudaraan yang kuat akan mendatang persatuan dan kesatuan bangsa. Pun juga ukhuwah Islamiyyah yang kokoh akan mendatangkan peradaban dan kemajuan umat Islam di dunia. IlustrasiRenungan Lukas 1:39 "Beberapa waktu kemudian berangkatlah Maria dan langsung berjalan ke pegunungan menuju sebuah kota di Yehuda." ---------------------------------------------- Ilustrasi Persaudaraandan kerukunan dalam keluarga, di tempat kerja, dalam gereja, antar agama dan di segala tempat. Persaudaraan dan kerukunan digambarkan pula seperti 'minyak' dan 'embun' yang mempunyai makna kesukaan, keharuman, ketentraman lahir-batin dan suasana yang sejenisnya. Itulah gambaran kehidupan yang diberkati oleh Tuhan. Persaudaraanini terjalin sejak lama. Bahkan ketika para orang tua yang tinggal di lingkungan ini masih kecil. Semua bermain dalam satu lingkungan, sehingga anak-anak dulu tidak sungkan untuk masuk ke gereja atau bermain di vihara. Hal ini pula yang membuat masyarakat di Kampung Toleransi tidak bergesekan satu sama lain. Terciptanyahidup rukun akan membuat seseorang merasa aman, tenang, dan damai di mana pun keberadaannya. Sebab, tidak akan ada orang lain atau musuh yang berani mengganggu. 5. Memperkokoh Persatuan dan Kesatuan. Sikap persatuan dan kesatuan harus dimiliki setiap manusia agar kehidupan bernegara berjalan sebagaimana semestinya. LwX29E4. Ilustrasi Baitullah. Foto Rukun haji berbeda dengan wajib haji dan syarat wajib haji. Dream – Umat Islam yang hendak melaksanakan ibadah haji sudah seharusnya mengetahui rukun haji dan sederet ketentuannya. Ibadah Haji merupakan salah satu dari lima pilar utama dalam agama Islam. Ibadah Haji adalah perjalanan yang dilakukan umat Islam ke Tanah Suci Mekah, Arab Saudi. Ibadah ini ditunaikan setidaknya sekali seumur hidup, selama bulan-bulan Dzulhijjah. Ibadah Haji adalah kewajiban bagi setiap Muslim dewasa yang mampu secara fisik, finansial, dan mental untuk melakukannya. Selama pelaksanaan ibadah Haji, setiap Muslim diharuskan menjalankan serangkaian ibadah yang ditetapkan berdasarkan ajaran agama Islam. Salah satunya adalah rukun haji, yang mana wajib dilakukan pada pelaksanaan ibadah haji supaya hajinya sah. Lantas apa saja rukun haji dalam pelaksanaan ibadah haji? Mari simak penjelasan selengkapnya di bawah ini tentang sederet rukun haji yang penting diketahui setiap Muslim. 1 dari 4 halaman Rukun Haji yang Perlu Diketahui Pembahasan tentang rukun haji sangatlah penting dipahami setiap Muslim. Pasalnya banyak yang mencampuradukkan pemahaman antara rukun haji, syarat ibadah haji dan wajib haji. Padahal rukun haji berbeda dengan wajib haji begitupula dengan syarat haji. Kali ini Dream akan mengutip penjelasan dari Kitab Fathul Qaribil Mujib yang merupakan kitab fikih Madzhab Syafi’i. Berdasarkan kitab tersebut, terdapat 5 lima rukun haji yang wajib dilaksanakan selama pelaksanaan ibadah haji yaitu 2 dari 4 halaman 1. Melaksanakan Ihram Rukun haji yang pertama ialah ihram. Rukun ini mengawali serangkaian pelaksanaan ibadah haji. Ihram yaitu niat ibadah haji yang dibaca pada miqat yang telah ditentukan. Niat dalam ihram ini harus dilakukan dengan memerhatikan waktu miqat zamani dan tempat miqat makani. Miqat zamani dilakukan di bulan Syawal, Dzulqa’dah dan awal Dzulhijjah. Sementara miqat makani dilaksanakan bagi jemaah haji Indonesia gelombang pertama di Bir Ali. Sedangkan jemaah haji Indonesia gelombang kedua miqatnya di atas pesawat udara pada garis sejajar dengan Qarnul Manazil atau di Bandara King Abdul Aziz Jeddah. Pada saat pengambilan ihram, jemaah haji membaca niat dan berpakaian ihram. Pakaian ihram yaitu terdiri dari dua lembar kain putih yang sederhana. Semua jemaah haji mengenakan kain putih yang menggambarkan kesederhanaan dan persamaan di hadapan Allah subhanahu wa ta’ala. 3 dari 4 halaman 2. Wukuf di Padang Arafah Wukuf di Arafah termasuk ke dalam rukun haji yang harus ada dalam serangkaian ibadah haji. Pada tanggal 9 Dzulhijjah, jemaah haji berkumpul di Padang Arafah untuk wukuf. Wukuf di Arafah adalah salah satu bagian paling penting dalam ibadah Haji, di mana jemaah berdiri di bawah sinar matahari terik dari waktu Dzuhur hingga matahari terbenam untuk berdoa, berzikir, dan memohon ampunan kepada Allah SWT. 3. Thawaf Ifadhah Rukun haji yang selanjutnya setelah wukuf di Arafah adalah thawaf ifadhah. Jadi usai wukuf, jemaah haji bergerak menuju Masjidil Haram untuk melaksanakan thawaf ifadhah yaitu berjalan mengelilingi Ka’bah sebanyak tujuh kali putaran dimulai dari Hajar Aswad dengan posisi Ka’bah berada di sebelah kiri badan jemaah haji. Singkatnya, jemaah haji berjalan mengelilingi Ka’bah berlawanan dengan arah jarum jam. Waktu utama untuk melaksanakan thawaf ifadhah adalah pada 10 Dzulhijjah sesudah melempar jumroh aqabah dan tahallul. Jemaah juga bisa melaksanakan thawaf ifadhah pada hari-hari tasyrik. 4 dari 4 halaman 4. Sa’i dari Bukit Shafa ke Marwa Setelah Thawaf, jemaah haji melakukan Sa'i, yaitu berlari-lari kecil tujuh kali antara bukit-bukit Shafa dan Marwah di Masjidil Haram. Sa'i dilakukan untuk mengenang pencarian air oleh Siti Hajar, istri Nabi Ibrahim, untuk putranya yang bernama Ismail. 5. Tahallul Rukun haji yang terakhir adalah tahallul, yaitu mencukur rambut sebagai pertanda selesainya rangkaian ibadah haji. Tahallul dilaksanakan sekurang-kurangnya setelah lewat 10 Dzulhijjah. Demikian itulah deretan rukun haji yang penting dipahami setiap Muslim. Sebab ibadah Haji memiliki makna spiritual yang mendalam bagi umat agama Islam. Selain menjalankan kewajiban agama, ibadah Haji juga melatih kesabaran, pengendalian diri, dan persaudaraan antara sesama Muslim. Maka dari itu, pelaksanaan ibadah ini harus dilakukan dengan memerhatikan segala ketentuannya agar diterima oleh Allah SWT sebagai haji mabrur. rukun hajiibadah hajiYourstoryArtikel Trending Daftarkan email anda untuk berlangganan berita terbaru kami Terkait Jangan Lewatkan Editor's Pick Beby Tsabina Dipulas Makeup Minimalis, Kulitnya Dipuji Sehat Banget MUA Buktikan Makeup Tanpa Bulu Mata Palsu Tetap Memikat Maksimalkan 5 Beauty Sleep, Saat Bangun Kulit Jadi Lebih Glowing Tutorial Pashmina Ceruty Meleyot, Look Jadi Kekinian Jenita Janet Putuskan Berhijab, Begini Nasib Ribuan Wignya Trending 11 Urutan Haji yang Harus Diingat, Lengkap dari Awal Sampai Akhir Keseruan Hari Terakhir Dream Day Ramadan Fest 2023 8 Potret Rumah Mewah Wenny Ariani, Ibu dari Anak Biologis Rezky Aditya, Ternyata Konglomerat? Potret Rumah Artis di Tengah Hutan yang Jarang Tersorot Rezeki Nomplok Menantu Bersih-Bersih Rumah Mendiang Mertua, Temukan Karung Berisi Jutaan Koin Lawas, Nilainya Bikin Semringah Tasyi Athasyia Bantah Tudingan Bos Pelit karena Kasih Makanan Sisa `Semoga Aku Kuat` Fenomena Menjamurnya Fashion Branded di Hong Kong Antrean tak Pernah Habis, Bebas Pajak Pula! Muhammadiyah Tetapkan 28 Juni 2023, Kapan Idul Adha Versi Pemerintah dan NU? 86% found this document useful 21 votes6K views2 pagesDescriptionPersaudaraan yang rukunCopyright© © All Rights ReservedAvailable FormatsPDF, TXT or read online from ScribdShare this documentDid you find this document useful?86% found this document useful 21 votes6K views2 pagesPersaudaraan Yang RukunJump to Page You are on page 1of 2 C = Do ; 4/4 ; Andante MM 58 – 64 Cipt. Bonar Gultom Reward Your CuriosityEverything you want to Anywhere. Any Commitment. Cancel anytime. Origin is unreachable Error code 523 2023-06-15 051141 UTC What happened? The origin web server is not reachable. What can I do? If you're a visitor of this website Please try again in a few minutes. If you're the owner of this website Check your DNS Settings. A 523 error means that Cloudflare could not reach your host web server. The most common cause is that your DNS settings are incorrect. Please contact your hosting provider to confirm your origin IP and then make sure the correct IP is listed for your A record in your Cloudflare DNS Settings page. Additional troubleshooting information here. Cloudflare Ray ID 7d78502bc8cd0e88 • Your IP • Performance & security by Cloudflare Rasulullah Saw bersabda اَلْمُؤْمِنُ لِلْمُؤْمِنِ كَالْبُنْيَانِ يَشُدُّ بَعْضُهُ بَعْضًا. مُتَّفَقٌ عَلَيْهِc Seorang mukmin bagi mukmin lainnya laksana bangunan, satu sama lain saling menguatkan. [Muttafaq Alaihi]. Orang-orang yang beriman itu ibarat satu tubuh. Jika satu bagian sakit, yang lain ikut merasakan sakit Hadis riwayat Nukman bin Basyir ra., ia berkata Rasulullah saw. bersabda Perumpamaan orang-orang mukmin dalam hal saling kasih, saling menyayang dan saling cinta adalah seperti sebuah tubuh, jika salah satu anggotanya merasa sakit, maka anggota-anggota tubuh yang lain ikut merasakan sulit tidur dan demam. Shahih Muslim Ummat Islam itu saling menguatkan satu sama lain Hadis riwayat Abu Musa ra. dia berkata Rasulullah saw. bersabda Seorang mukmin terhadap mukmin yang lain adalah seperti sebuah bangunan di mana bagiannya saling menguatkan bagian yang lain. Shahih Muslim Allah melarang ummat Islam untuk bercerai- berai “Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali agama Allah, dan janganlah kamu bercerai berai, dan ingatlah akan nikmat Allah kepadamu ketika kamu dahulu masa Jahiliyah bermusuh-musuhan, maka Allah mempersatukan hatimu, lalu menjadilah kamu karena nikmat Allah, orang-orang yang bersaudara; dan kamu telah berada di tepi jurang neraka, lalu Allah menyelamatkan kamu dari padanya. Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu, agar kamu mendapat petunjuk. Dan janganlah kamu menyerupai orang-orang yang bercerai-berai dan berselisih sesudah datang keterangan yang jelas kepada mereka. Mereka itulah orang-orang yang mendapat siksa yang berat,” [Ali Imron 103-105] Rasulullah saw. bersabda Barang siapa tidak menyayangi manusia, maka Allah tidak akan menyayanginya. Shahih Muslim Orang yang belas kasihan akan dikasihi Arrahman Yang Maha Pengasih, karena itu kasih sayangilah yang di muka bumi, niscaya kamu dikasih-sayangi mereka yang di langit. HR. Bukhari Demi yang jiwaku dalam genggamanNya. Kamu tidak dapat masuk surga kecuali harus beriman dan tidak beriman kecuali harus saling menyayangi. Maukah aku tunjukkan sesuatu bila kamu lakukan niscaya kamu saling berkasih sayang? Sebarkan salam di antara kamu. HR. Muslim Silahkan baca “Dia-lah yang menurunkan Al Kitab Al Quran kepada kamu. Di antara isi nya ada ayat-ayat yang muhkamaat, itulah pokok-pokok isi Al qur’an dan yang lain ayat-ayat mutasyaabihaat. Adapun orang-orang yang dalam hatinya condong kepada kesesatan, maka mereka mengikuti sebahagian ayat-ayat yang mutasyaabihaat daripadanya untuk menimbulkan fitnah untuk mencari-cari ta’wilnya, padahal tidak ada yang mengetahui ta’wilnya melainkan Allah. Dan orang-orang yang mendalam ilmunya berkata “Kami beriman kepada ayat-ayat yang mutasyaabihaat, semuanya itu dari sisi Tuhan kami.” Dan tidak dapat mengambil pelajaran daripadanya melainkan orang-orang yang berakal.” [Ali Imran 7] Dari Abdullah Ibn. Mas’ud ra meriwayatkan bahwa baginda Rasulullah SAW bersabda “Maukah Aku khabarkan kepadamu siapakah orang yang diharamkan dari api neraka ? Dan api neraka tidak akan menyentuhnya. Mereka adalah orang yang menghampiri orang lain dengan lemah lembut, berlebih kurang dan baik hati.” HR Tirmidzi “Mencela sesama muslim adalah kefasikan dan membunuhnya adalah kekufuran” Bukhari muslim no. .64,97, Tirmidzi Nasa’I 4037, Ibnu Majah Ahmad Agar tidak berpecah-belah, hendaknya kita berpegang pada Al Qur’an dan Hadits. Sabda Rasulullah Saw “Aku tinggalkan padamu dua hal, yang tidak akan sesat kamu selama berpegang teguh kepada keduanya, yaitu Kitabullah dan sunnah Nabi-Nya.”HR Ibnu Abdilbarri Kemudian ikuti juga ijma’ kesepakatan para ulama yang terdahulu seperti Imam Malik, Imam Hanafi, Imam Syafi’I, dan Imam Hambali. Para Imam tersebut meski kadang berbeda pendapat, namun tidak mengkafirkan atau saling cela satu sama lain. Para Imam itulah yang hendaknya kita ikuti “Sesungguhnya Allah tidaklah menjadikan ummatku atau ummat Muhammad berkumpul besepakat di atas kesesatan” Tirmidzi Ahmad 6/396 Tak jarang ummat Islam terpecah ke dalam kelompok-kelompok kecil yang saling bertikai satu sama lain. Mereka larut dalam fanatisme golongan Ashobiyyah Ka’ab bin Iyadh Ra bertanya, “Ya Rasulullah, apabila seorang mencintai kaumnya, apakah itu tergolong fanatisme?” Nabi Saw menjawab, “Tidak, fanatisme Ashabiyah ialah bila seorang mendukung membantu kaumnya atas suatu kezaliman.” HR. Ahmad Bukan termasuk umatku siapa saja yang menyeru orang pada ashabiyah HR Abu Dawud. Dalam hadits yang lain Nabi mengatakan bahwa orang yang mati dalam keadaan ashobiyah membela kelompoknya, bukan Islam, maka dia masuk neraka. Ada yang ashobiyyah dalam hal kebangsaan/nasionalisme. Hingga sesama Muslim karena beda Negara, Misalnya Malaysia dengan Indonesia, jadi saling ejek bahkan pernah perang sebelumnya. Padahal baik Negara Malaysia mau pun Indonesia 100 tahun lalu belum ada Indonesia baru ada tahun 1945 dan 100 tahun ke depan pun belum tentu masih ada. Buktinya Timtim sudah lepas dan Negara Uni Soviet yang besar saja sudah runtuh. Sedang Islam, ribuan tahun tetap ada. Bahkan di akhirat pun insya Allah tetap ada. Ada juga sebagian Muslim yang memecah-belah agama Islam jadi beberapa aliran. Tak jarang ada yang khawarij yang menyatakan hanya kelompoknya saja yang benar, sedang ummat Islam lain di luar kelompoknya mereka anggap sesat “Yaitu orang-orang yang memecah-belah agama mereka dan mereka menjadi beberapa golongan. Tiap-tiap golongan merasa bangga dengan apa yang ada pada golongan mereka.” [Ar Ruum32] “Sesungguhnya orang-orang yang memecah belah agama-Nya dan mereka menjadi bergolongan, tidak ada sedikitpun tanggung jawabmu kepada mereka. Sesungguhnya urusan mereka hanyalah terserah kepada Allah, kemudian Allah akan memberitahukan kepada mereka apa yang telah mereka perbuat.” [Al An’aam159] Mereka menamakan kelompoknya masing-masing dengan nama tersendiri selain Muslim. Dengan nama selain Muslim itulah mereka bangga-banggakan kelompoknya sambil menista kelompok lain. Padahal Allah telah menamakan kita sebagai Muslim Dia Allah telah menamai kamu sekalian orang-orang muslim dari dahulu..” [Al Hajj 67] Padahal Allah menamai kita Muslim dan menyuruh kita berdoa agar diwafatkan sebagai seorang Muslim رَبَّنَا أَفْرِغْ عَلَيْنَا صَبْرًا وَتَوَفَّنَا مُسْلِمِينَ “…Ya Tuhan kami, limpahkanlah kesabaran kepada kami dan wafatkanlah kami dalam keadaan berserah diri kepada-Mu.” [Al A’raaf 126] Oleh karena itu mari kita kembali ke jalan yang lurus. Lupakan ashobiyyah / fanatisme golongan. Sebaliknya mari hidupkan ukhuwah Islamiyyah karena ummat Islam itu bersaudara dan seperti satu tubuh yang saling menguatkan satu sama lain. Tempatkan Islam di atas yang lain termasuk kepentingan kelompok. Rasulullah saw, bersabda “Barangsiapa yg di kehendaki baik oleh Allah.., niscaya akan di karuniai seorang sahabat yg soleh. Jika ia sedang lupa, maka sahabatnya yg saleh itu mengingatkannya. Dan jika ia sedang ingatsadar, maka sahabatnya yg saleh itu mau membantu menjaga serta mengawasinya.” Hr. Abu Daud Rasulullah saw, bersabda “Jika seorang muslim MENDOAKAN saudara muslim lainnya maka MALAIKAT berkata AAMIIN dan bagimu pula KEMULIAAN sebagaimana DOA yang kau doakan untuk SAUDARAMU.” HR Muslim Allah Azza wajalla mewajibkan tujuh hak kepada seorang mukmin terhadap mukmin lainnya, yaitu 1 melihat saudara seimannya dengan rasa hormat dalam pandangan matanya; 2 mencintainya di dalam hatinya; 3 menyantuninya dengan hartanya; 4 tidak menggunjingnya atau mendengar penggunjingan terhadap kawannya; 5 menjenguknya bila sakit; 6 melayat jenazahnya; 7 dan tidak menyebut kecuali kebaikannya sesudah ia wafat. HR. Ibnu Baabawih Allah Ta’ala berfirman dalam hadits Qudsi “Kebesaran kesombongan atau kecongkakan pakaianKu dan keagungan adalah sarungKu. Barangsiapa merampas salah satu dari keduanya Aku lempar dia ke neraka jahanam.” HR. Abu Dawud kirimanseorangteman. Memantapkan ukhuwah atau persaudaraan antarsesama manusia, pertama kali Al-Qur’an menggarisbawahi bahwa perbedaan adalah hukum yang berlaku dalam kehidupan. Selain perbedaan tersebut merupakan kehendak Ilahi, juga demi kelestarian hidup, sekaligus demi mencapai tujuan kehidupan makhluk di bumi. “Untuk tiap-tiap umat di antara kamu, Kami berikan aturan dan jalan. Seandainya Allah menghendaki, niscaya Dia menjadikan kamu satu umat, tetapi Allah hendak menguji kamu mengenai pemberian-Nya kepadamu, maka berlomba-lombalah berbuat kebajikan.” QS Al-Ma-idah [5] 48 Seandainya Allah SWT menghendaki kesatuan pendapat, niscaya diciptakan-Nya manusia tanpa akal budi seperti binatang atau benda-benda tak bernyawa yang tidak memiliki kemampuan memilah dan memilih, karena hanya dengan demikian seluruhnya akan menjadi satu pendapat. Dari sini, seorang Muslim dapat memahami adanya pandangan atau bahkan pendapat yang berbeda dengan pandangan agamanya, karena semua itu tidak mungkin berada di luar kehendak Ilahi. Kalaupun nalarnya tidak dapat memahami kenapa Tuhan berbuat demikian, kenyataan yang diakui Tuhan itu tidak akan menggelisahkan atau mengantarkannya "mati", atau memaksa orang lain secara halus maupun kasar agar menganut pandangan agamanya, “Sungguh kasihan jika kamu akan membunuh dirimu karena sedih akibat mereka tidak beriman kepada keterangan ini Islam.” QS Al-Kahfi [18] 6 “Dan jikalau Tuhanmu menghendaki, tentulah beriman semua orang yang ada di muka bumi seluruhnya. Maka apakah kamu akan memaksa semua manusia agar menjadi orang-orang yang beriman?” QS Yunus [10] 99 Ukhuwah dalam praktik Jika kita mengangkat salah satu ayat dalam bidang ukhuwah, agaknya salah satu ayat surat Al-Hujurat dapat dijadikan landasan pengamalan konsep ukhuwah Islamiyah. Ayat yang dimaksud adalah, “Sesungguhnya orang-orang Mukmin bersaudara, karena itu lakukanlah ishlah di antara kedua saudaramu.” QS 49 10. Kata ishlah atau shalah yang banyak sekali berulang dalam Al-Qur’an, pada umumnya tidak dikaitkan dengan sikap kejiwaan, melainkan justru digunakan dalam kaitannya dengan perbuatan nyata. Kata ishlah hendaknya tidak hanya dipahami dalam arti mendamaikan antara dua orang atau lebih yang berselisih, melainkan harus dipahami sesuai makna semantiknya dengan memperhatikan penggunaan Al-Qur’an terhadapnya. Puluhan ayat berbicara tentang kewajiban melakukan shalah dan ishlah. Dalam kamus-kamus bahasa Arab, kata shalah diartikan sebagai antonim dari kata fasad kerusakan, yang juga dapat diartikan sebagai yang bermanfaat. Sedangkan kata islah digunakan oleh Al-Qur’an dalam dua bentuk pertama ishlah yang selalu membutuhkan objek; dan kedua adalah shalah yang digunakan sebagai bentuk kata sifat. Sehingga, shalah dapat diartikan terhimpunnya sejumlah nilai tertentu pada sesuatu agar bermanfaat dan berfungsi dengan baik sesuai dengan tujuan kehadirannya. Apabila pada sesuatu ada satu nilai yang tidak menyertainya hingga tujuan yang dimaksudkan tidak tercapai, maka manusia dituntut untuk menghadirkan nilai tersebut, dan hal yang dilakukannya itu dinamai ishlah. Jika kita menunjuk hadis, salah satu hadis yang populer di dalam bidang ukhuwah adalah sabda Nabi SAW yang diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim dari sahabat Ibnu Umar “Seorang Muslim bersaudara dengan Muslim lainnya. Dia tidak menganiaya, tidak pula menyerahkannya kepada musuh. Barangsiapa yang memenuhi kebutuhan saudaranya, Allah akan memenuhi pula kebutuhannya. Barangsiapa yang melapangkan dan seorang Muslim suatu kesulitan, Allah akan melapangkan baginya satu kesulitan pula dan kesulitan-kesulitan yang dihadapinya di hari kemudian. Barangsiapa yang menutup aib seorang Muslim, Allah akan menutup aibnya di hari kemudian.” Dari riwayat At-Tirmidzi dari Abu Hurairah, larangan di atas dilengkapi dengan, Dia tidak mengkhianatinya, tidak membohonginya, dan tidak pula meninggalkannya tanpa pertolongan. Demikian terlihat, betapa ukhuwah Islamiyah mengantarkan manusia mencapai hasil-hasil konkret dalam kehidupannya. Untuk memantapkan ukhuwah Islamiyah, yang dibutuhkan bukan sekadar penjelasan segi-segi persamaan pandangan agama, atau sekadar toleransi mengenai perbedaan pandangan, melainkan yang lebih penting lagi adalah langkah-langkah bersama yang dilaksanakan oleh umat, sehingga seluruh umat merasakan nikmatnya. Penulis Fathoni Ahmad Editor Muchlishon Disunting dari Prof Dr Muhammad Quraish Shihab dalam buku karyanya “Wawasan Al-Qur’an Tafsir Maudhu'i atas Pelbagai Persoalan Umat” Mizan, 2000

ilustrasi tentang persaudaraan yang rukun